02025 2200349 4500001002100000005001500021035002000036008004100056020001800097041000800115082001000123084001600133100001500149245004800164250001100212260003400223300002000257520107700277650001701354990002601371990002401397990002601421990002601447990002601473990002401499990002601523990002401549990002601573990002401599990002601623990002601649INLIS00000000000078920221024044644 a0010-0520000789221024 | | ind  a979-672-493-6 aind a321.8 a321.8 SIN s0 aSindhunata1 aSakitnya Melahirkan Demokrasi /cSindhunata aCet. 5 aYogyakarta :bKanisius,c2000 a406 p. ;c20 cm aMenuju demokrasi adalah trend sejarah pada millenium ketiga. Bangsa-bangsa Asia, termasuk kita bangsa Indonesia pun, mau tak mau harus menuju ke sana. Kalau tidak, kita akan menjadi bangsa yang primitive?. Terkucil dari pergaulan bangsa-bangsa. Tapi dalam membangun demokrasi bukanlah hal mudah. Sebab lebih dari sekadar forma atau suatu Negara, demokrasi adalah sikap hidup perseorangan dalam masyarakat. Maka membangun demokrasi pertama-tama berarti bagaimana membangun sistem demokrasi, melainkan bagaimana membentuk sikap hidup demokratis. Yang terakhir ini memerlukan waktu yang cukup lama dan kesabaran yang luar biasa. Sejak pecahnya reformasi, demokrasi sedang datan bagaikan menyingsing Indonesia. Sebagaiman diderita oleh wanita yang mau melahirkan anaknya, proses kelahiran demokrasi di Indonesia dibarengi kesakitan, ketegangan, dan kecemasan. Maklum demokrasi adalah ?anak yang mahal?. Pantas, jika ia dikandung dan dilahirkan dengan penuh kesakitan. Buku ?Sakitnya Melahirkan Demokrasi? ini menuturkan dan menganalisis proses kelahiran ?anak mahal? tersebut. 4a1. Demokrasi a03071/MKRI-P/III-2006 a00674/MKRI-P/I-2005 a03072/MKRI-P/III-2006 a03072/MKRI-P/III-2006 a03071/MKRI-P/III-2006 a00674/MKRI-P/I-2005 a03071/MKRI-P/III-2006 a00674/MKRI-P/I-2005 a03072/MKRI-P/III-2006 a00674/MKRI-P/I-2005 a03071/MKRI-P/III-2006 a03072/MKRI-P/III-2006