01957 2200361 4500001002100000005001500021035002000036007000300056008004100059020002200100082001100122084001700133100001900150245009100169250002300260260003400283300002900317650002200346504001700368520091000385990002501295990002501320990002501345990002501370990002501395990002501420990002501445990002501470990002501495990002501520990002501545990002501570INLIS00000000001011220221109012929 a0010-0921000147ta221109 g 0 ind  a978-602-1642-18-4 a352.14 a352.14 MOC p0 aMoch. Solekhan1 aPenyelenggaraan Pemerintahan Desa :bBerbasis Partisipasi Masyarakat /cMoch. Solekhan aEd. Revisi, Cet. 1 aMalang :bSetara Press,c2014 axviii, 176 hlm. ;c21 cm 4aPemerintahan desa ahlm. 169-174 aOtonomi daerah sebagai produk orde reformasi telah membuka ruang yang lebih luas bagiketerlibatan masyarakat dalam setiap proses pengambilan kebijakan yang dilakukan pemerintah. Masyarakat semakin menyadari akan hak-haknya sebagai warga negara yang memiliki mandat dan kedaulatan tertinggi. Hal ini kemudian memunculkan optimisme akan lahirnya civilization dalam pranata sosial politik dan budaya. Namun realitas empirik yang berkembang justru seringkali tidak paralel dengan ideal reformasi. Reformasi kemudian dipahami terbalik karena belum adanya tanda-tanda bagi perbaikan pranata sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Otonomi semakin tidak paralel dengan penguatan institusi-institusi lokal guna membangun demokrasi lokal dengan terwujudnya pemerintahan yang partisipatoris dan tidak dalam nuansa yang distortif. Buku ini memaparkan dengan lugas unit pemerintahan yang paling dekat dengan masyarakat. a25585/MKRI-P/II-2017 a25586/MKRI-P/II-2017 a25587/MKRI-P/II-2017 a25585/MKRI-P/II-2017 a25586/MKRI-P/II-2017 a25587/MKRI-P/II-2017 a25587/MKRI-P/II-2017 a25585/MKRI-P/II-2017 a25586/MKRI-P/II-2017 a25586/MKRI-P/II-2017 a25585/MKRI-P/II-2017 a25587/MKRI-P/II-2017