01669 2200229 4500001002100000005001500021035002000036008004100056020001500097082001000112084001600122100001900138245007600157250001000233260004900243300003500292520102800327650001301355650001901368990002601387990002601413INLIS00000000000022320221116095033 a0010-0520000223221116 | |  a9793244070 a923.2 a923.2 TOS k0 aTosari Widjaja1 aKarir Politik Anak Desa :bOtobiografi Tosari Widjaja /cTosari Widjaja aCet.2 aJakarta :bPrinceton University Press,c2004 axxxviii, 427p.; 21 cm ;c21 cm aPeristiwa 27 Juli 1996 dan kemudian membuahkan Mega-Bintang semakin membuat penguasa merasakan sesuatu yang mengkhawatirkan terutama pada kekuasaan mereka. Dalam sidang BP MPR saya mengangkat soal demokrasi dan mengusulkan agar keran demokrasi dibuka lebar-lebar untuk rakyat secara luas. Saya menginginkan partisipasi masyarakat dalam berpolitik, bukan massa mengambang. Saya juga mengisyaratkan akan adanya krisis keuangan yang terjadi karena kesalahan pembangunan, terutama pada pembangunan SDM. Tapi, penguasa terlalu memprioritaskan industri. Jika ini ditolak, penguasa harus membayarnya jauh lebih mahal. Waktu itu ada seorang jenderal anggota BP yang sempat nyeletuk, "Apakah PPP ingin di-PDI-kan juga?" Ancaman itu saya kira serius atau mungkin kekalapan politik. Akhirnya apa yang saya ramalkan benar-benar terjadi. Dua bulan kemudian pendapat saya jadi kenyataan, dan biayanya memang jauh lebih mahal. Peristiwa Semanggi yang kemudian disusul kerusuhan Mei 1998, akhirnya berbuntut tumbangnya kekuasaan Orde Baru. 4aBiografi 4aTosari Widjaja a16434/MKRI-P/XII-2009 a16434/MKRI-P/XII-2009