02466 2200205 4500001002100000005001500021008004100036020001800077035001900095041000800114082001200122084001800134100001900152245002500171260003200196300003000228520197700258650001502235650001002250INLIS00000000000765920200508204049200508||||||||| | ||| |||| ||ind|| a979-97613-3-4 0010-0520007659 aind0 a349.598 a349.598/AWA/M0 aHamid Awaludin00aMengadili Akal Sehat aJakartabCahaya Timurc2007 axxvi, 282 p. ; 20cmc20cm aBuku ini adalah sebuah judul buku yang paradoksal. Disatu sisi, akal sehat adalah media pikir manusia yang didasarkan pada pertimbangan yang sangat rasional dan normatif, tetapi di sisi lain pihak rasio dan norma tersebut ingin diadili, seakan-akan ada yang salah dari akal sehat. Di dalam buku ini, penulis memaparkan berbagai permasalahan tentang hukum dan penegakan hukum. Ada beberapa pandangan dan pendapat penulis yang menarik untuk dirangkum antara lain sebagai berikut. Pertama, penulis meyakini bahwa dengan demokrasi, hukum bisa memberi kepastian, (certainty) dan ketidakberpihakan (impartiality) yang pada akhirnya memberi jaminan hidup kepada semua warga negara. Kedua, menurut penulis hanya dengan kepastian hukum , stabilitas politik bisa diraih, dan stabilitas politik adalah landasan bagi pembangunan ekonomi. Untuk itu kepastian hukum bisa dicapai, apabila semua aparat penegakan hukum menegakkan keadilan dan kebenaran. Ketiga, penulis dengan tegas menyatakan profesi pengacara saat ini adalah profesi yang menilai keadilan dan kebenaran dari angka-angka dan formalitas kaku sehingga mereka melupakan peran, fungsi dan kewajibannya sebagai pengawal keadilan dan kebenaran. Keempat, masyarakat kita saat ini adalah masyarakat yang tidak memiliki rasa malu. Mereka tidak pernah merasa malu untuk mencuri dan merampok dari sesamanya, bahkan mencuri dan merampok uang negara bukanlah menjadi pekerjaan yang sulit. Kelima, masyarakat kita adalah masyarakat yang memiliki status "titah". Artinya masyarakat Indonesia memandang loyalitas adalah bagian dari akal sehat. Hanya sayangnya dunia hukum kita memandang "loyalitas" adalah bagian dari bencana. Banyak sekali orang yang memiliki loyalitas dihukum karena melakukan perbuatan jahat atas perintah atasannya. Buku ini dibahas pula dengan bahasa yang kontemporer yang kaya dengan ide-ide menarik. Bahasanya mudah dan dapat dicerna ole semua kalangan dari mahasiswa sampai ke para pemerhati dan praktisi hukum. 0aAkal Sehat 0aHamid