Cite This        Tampung        Export Record
Judul Perang Kota Kecil : Kekerasan Komunal dan Demokratisasi di Indonesia / Gerry Van Klinken
Pengarang Gerry Van Klinken
Penerbitan Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2007
Deskripsi Fisik xxii, 287 hlm ;24 cm
ISBN 978-979-461-625-9
Subjek Democratization--Indonesia
Human Rights
Abstrak Klinken menguraikan bahwa pada saat yang hampir bersamaan, akhir tahun 1998 dan awal 1999, pertempuran komunal terjadi di berbagai daerah secara bersamaan, seperti yang terjadi di Kabupaten Sambas, Poso, Ambon dan Maluku Utara melibatkan berbagai medan, antara Muslim dan Kristen dengan Muslim yang lainnya. Secara keseluruhan episode kekerasan di lima tempat tersebut memberi gambaran pola kekerasan yang cukup jelas. Tetapi ketajaman konflik kali ini melebihi konflik yang pernah terjadi bertahun-tahun sebelumnya dengan orang Madura dan orang Muslim Ambon bahwa pemberontakan 1950 juga melibatkan sentimen agama. Sementara sentimen identitas-identitas yang terlibat sebagaian besar terlepas dari klaim-klaim tentang bangsa, dan dengan demikian berbeda dari pengalaman di Ambon pada tahun 1950. Dan tiap-tiap konflik bersifat komunal- antara kelompok-kelompok dalam masyarakat mengikuti garis-garis asal-usul etnis atau agama, tidak secara eksplisit tentang kelas, dan tidak menentang negara. Lebih lanjut, Van Klinken membagi kekerasan yang terjadi di Indonesia menjadi empat tipe besar, yaitu: Pertama. Kekerasan Pemisahan Diri. Yang paling terkenal adalah kekerasan yang terjadi di Timor Timur pasca jajak pendapat 1999. Kedua adalah Kekerasan Komunal Skala Besar, yaitu kekerasan yang terjadi antar agama atau antar etnis. Ketiga adalah Kekerasan Sosial. Kekerasan ini tidak begitu menonjol, tetapi menuntut korban yang cukup besar. Keempat adalah Huru Hara Komunal Lokal, yaitu insiden kekerasan yang terjadi dalam skala kota kecil atau kota besar dan berlangsung selama beberapa hari. Misalnya saja huru-hara yang terjadi di Jakarta tahun 1998. Kekerasan teroris yang baru-baru ini banyak menyedot perhatian bisa dianggap sebagai tipe kelima. Dibandingkan dengan tipe-tipe kekerasan yang lain, walaupun kekerasan ini menuntut korban tewas yang lebih kecil, namun dampak goncangan dari korban yang tewas tentu tidak sebanding dengan angkanya. Sedangkan buku ini sendiri memfokuskan diri terhadap kekerasan tipe nomor dua, yaitu kekerasan komunal skala besar. Sebab kekerasan komunal skala besar ini dianggap sebagai hal baru di Indonesia dan oleh karenanya buku ini mencoba menjelaskannya secara lebih jauh. Tetapi bukanlah satu-satunya kekerasan kolektif yang terjadi dengan bentuk-bentuk menonjol pada waktu itu. Salah satu persoalan penting dalam buku mendatang adalah melihat bagaimana semua kesulitan itu berkaitan dengan dengan satu sama lain.
Bahasa Indonesia
Bentuk Karya Bukan fiksi atau tidak didefinisikan
Target Pembaca Umum

 
No Barcode No. Panggil Akses Lokasi Ketersediaan
00000022525 303.6 KLI p Dapat dipinjam Perpustakaan Lantai 3 - Mahkamah Konstitusi RI Tersedia
pesan
00000022526 303.6 KLI p Dapat dipinjam Perpustakaan Lantai 3 - Mahkamah Konstitusi RI Tersedia
pesan
00000022527 303.6 KLI p Dapat dipinjam Perpustakaan Lantai 3 - Mahkamah Konstitusi RI Tersedia
pesan
00000022528 303.6 KLI p Dapat dipinjam Perpustakaan Lantai 3 - Mahkamah Konstitusi RI Tersedia
pesan
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000000010721
005 20221125124544
007 ta
008 221125################g##########0#ind##
020 # # $a 978-979-461-625-9
035 # # $a 0010-1122000063
082 # # $a 303.6
084 # # $a 303.6 KLI p
100 0 # $a Gerry Van Klinken
245 1 # $a Perang Kota Kecil : $b Kekerasan Komunal dan Demokratisasi di Indonesia /$c Gerry Van Klinken
260 # # $a Jakarta :$b Yayasan Pustaka Obor Indonesia,$c 2007
300 # # $a xxii, 287 hlm ; $c 24 cm
520 # # $a Klinken menguraikan bahwa pada saat yang hampir bersamaan, akhir tahun 1998 dan awal 1999, pertempuran komunal terjadi di berbagai daerah secara bersamaan, seperti yang terjadi di Kabupaten Sambas, Poso, Ambon dan Maluku Utara melibatkan berbagai medan, antara Muslim dan Kristen dengan Muslim yang lainnya. Secara keseluruhan episode kekerasan di lima tempat tersebut memberi gambaran pola kekerasan yang cukup jelas. Tetapi ketajaman konflik kali ini melebihi konflik yang pernah terjadi bertahun-tahun sebelumnya dengan orang Madura dan orang Muslim Ambon bahwa pemberontakan 1950 juga melibatkan sentimen agama. Sementara sentimen identitas-identitas yang terlibat sebagaian besar terlepas dari klaim-klaim tentang bangsa, dan dengan demikian berbeda dari pengalaman di Ambon pada tahun 1950. Dan tiap-tiap konflik bersifat komunal- antara kelompok-kelompok dalam masyarakat mengikuti garis-garis asal-usul etnis atau agama, tidak secara eksplisit tentang kelas, dan tidak menentang negara. Lebih lanjut, Van Klinken membagi kekerasan yang terjadi di Indonesia menjadi empat tipe besar, yaitu: Pertama. Kekerasan Pemisahan Diri. Yang paling terkenal adalah kekerasan yang terjadi di Timor Timur pasca jajak pendapat 1999. Kedua adalah Kekerasan Komunal Skala Besar, yaitu kekerasan yang terjadi antar agama atau antar etnis. Ketiga adalah Kekerasan Sosial. Kekerasan ini tidak begitu menonjol, tetapi menuntut korban yang cukup besar. Keempat adalah Huru Hara Komunal Lokal, yaitu insiden kekerasan yang terjadi dalam skala kota kecil atau kota besar dan berlangsung selama beberapa hari. Misalnya saja huru-hara yang terjadi di Jakarta tahun 1998. Kekerasan teroris yang baru-baru ini banyak menyedot perhatian bisa dianggap sebagai tipe kelima. Dibandingkan dengan tipe-tipe kekerasan yang lain, walaupun kekerasan ini menuntut korban tewas yang lebih kecil, namun dampak goncangan dari korban yang tewas tentu tidak sebanding dengan angkanya. Sedangkan buku ini sendiri memfokuskan diri terhadap kekerasan tipe nomor dua, yaitu kekerasan komunal skala besar. Sebab kekerasan komunal skala besar ini dianggap sebagai hal baru di Indonesia dan oleh karenanya buku ini mencoba menjelaskannya secara lebih jauh. Tetapi bukanlah satu-satunya kekerasan kolektif yang terjadi dengan bentuk-bentuk menonjol pada waktu itu. Salah satu persoalan penting dalam buku mendatang adalah melihat bagaimana semua kesulitan itu berkaitan dengan dengan satu sama lain.
650 # 4 $a Democratization--Indonesia
650 # 4 $a Human Rights
990 # # $a 22513/MKRI-P/XI-2011
990 # # $a 22514/MKRI-P/XI-2011
990 # # $a 22515/MKRI-P/XI-2011
990 # # $a 22516/MKRI-P/XI-2011
990 # # $a 22525/MKRI-P/XI-2011
990 # # $a 22526/MKRI-P/XI-2011
990 # # $a 22527/MKRI-P/XI-2011
990 # # $a 22528/MKRI-P/XI-2011
Content Unduh katalog