Cite This        Tampung        Export Record
Judul Max Havelaar / Multatuli
Pengarang Multatuli
EDISI Cet.1
Penerbitan Yogyakarta : Kencana, 2008
Deskripsi Fisik 396p, 23 cm
ISBN 9791680884
Subjek Literatur
Abstrak Multatuli merupakan nama samaran dari Eduard Douwes Dekker. Dia adalah anggota Dewan Pengawas Keuangan Pemerintah Belanda yang pertama kali ditempatkan di wilayah Batavia (Hindia-Belanda) pada 1840. Tahun 1842 ia meminta untuk dipindahkan ke Sumatera Barat. Di tahun yang sama pula, ia dipindahkan ke Natal, Sumatera Utara, untuk bertugas sebagai Kontelir. baru setelah itu, dirinya ditugaskan di wilayah Lebak, Banten. Selama bertugas sebagai perpanjangan tangan kolonial Belanda, Douwes Dekker justru menolak tegas model pemerintahan Belanda. Ketidakadilan, perampasan, serta penjajahan merupakan titik awal dari kritik dan penolakannya. Seorang Douwes Dekker jauh lebih memalingkan perhatiannya kepada fenomena kelaparan, penderitaan, serta ketertindasan yang dialami rakyat pribumi di Hindia-Belanda, terutama di wilayah yang pernah menjadi tempatnya bertugas.
Bahasa Indonesia
Bentuk Karya Tidak ada kode yang sesuai
Target Pembaca Tidak ada kode yang sesuai

 
No Barcode No. Panggil Akses Lokasi Ketersediaan
00000008411 800 MUL m Dapat dipinjam Perpustakaan Lantai 3 - Mahkamah Konstitusi RI Tersedia
pesan
00000008412 800/MUL/M Dapat dipinjam Perpustakaan Lantai 3 - Mahkamah Konstitusi RI Tersedia
pesan
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000000005307
005 20221112015204
008 221112################|##########|#ind##
020 # # $a 9791680884
035 # # $a 0010-0520005307
041 $a ind
082 # # $a 800
084 # # $a 800 MUL m
100 0 # $a Multatuli
245 1 # $a Max Havelaar /$c Multatuli
250 # # $a Cet.1
260 # # $a Yogyakarta :$b Kencana,$c 2008
300 # # $a 396p, 23 cm
520 # # $a Multatuli merupakan nama samaran dari Eduard Douwes Dekker. Dia adalah anggota Dewan Pengawas Keuangan Pemerintah Belanda yang pertama kali ditempatkan di wilayah Batavia (Hindia-Belanda) pada 1840. Tahun 1842 ia meminta untuk dipindahkan ke Sumatera Barat. Di tahun yang sama pula, ia dipindahkan ke Natal, Sumatera Utara, untuk bertugas sebagai Kontelir. baru setelah itu, dirinya ditugaskan di wilayah Lebak, Banten. Selama bertugas sebagai perpanjangan tangan kolonial Belanda, Douwes Dekker justru menolak tegas model pemerintahan Belanda. Ketidakadilan, perampasan, serta penjajahan merupakan titik awal dari kritik dan penolakannya. Seorang Douwes Dekker jauh lebih memalingkan perhatiannya kepada fenomena kelaparan, penderitaan, serta ketertindasan yang dialami rakyat pribumi di Hindia-Belanda, terutama di wilayah yang pernah menjadi tempatnya bertugas.
650 4 $a Literatur
990 # # $a 08411/MKRI-P/XII-2008
990 # # $a 08411/MKRI-P/XII-2008
990 # # $a 08412/MKRI-P/XII-2008
990 # # $a 08412/MKRI-P/XII-2008
Content Unduh katalog