Judul | Dan Rasulullah pun menangis / Abul Fida Muhammad Ezat |
Pengarang | Abul Fida Muhammad Ezat |
EDISI | Cet. 1 |
Penerbitan | Jakarta : Abacus, 2003 |
Deskripsi Fisik | xlviii, 266 hlm.; 20.5 cm ;20.5 cm |
ISBN | 9793674032 |
Subjek | 1. Islam |
Abstrak | Tangis terkadang identik dengan kecengengan, kerapuhan, dasn pelbagai identitas yang dikaitkan dengan kelemahan jiwa. Itulah sebabnya tangis sering dikesankan negatif. Akan tetapi pada kenyataannya linangan air mata terkadang menjadi bagian dari proses penenangan jiwa. Dalam tangis seseorang terkadang menemukan kepuasan dan kesyahduan. Tentu, tangis bukan sembarang tangis. Ibnu Qoyyim membagi tangis ke dalam sepuluh macam. Ada tangis kasih sayang, tangis takut dan khawatir, tangis cinta dan rindu, tangis gembira dan bahagia, tangis terkejut karena sesuatu yang menyakitkan, tangis sedih, tangis lemah dan tidak mampu, tangis kemunafikan, tangis palsu, dan tangis solidaritas. Tangis bukan hanya milik orang-orang awam Para nabi dan orang-orang saleh pun menangis. Air mata mereka laksana biji-biji mutiara yang indah tercurah menyenandungkan tasbih-tasbih ilahi. Air mata mereka mengalir dari hati terdalam. Inilah air mata rasa takut (khauf), cinta (hubb), dan pengharapan (raja'). Tangisan Rasulullah tidak beda dengan tertawanya. Tidak tersedu-sedu, juga tidak keras suaranya. Seperti juga tertawa beliau yang tidak cekikikan. Namun air matanya mengucur deras. Tangisnya satu waktu karena kasihan, di waktu yang lain karena khawatir pada umatnya, dan karena takut pada Allah pada kali yang lain. Inilah tangisan penuh rida, cinta, dan pengagungan. |
Bahasa | Indonesia |
Bentuk Karya | Tidak ada kode yang sesuai |
Target Pembaca | Tidak ada kode yang sesuai |
No Barcode | No. Panggil | Akses | Lokasi | Ketersediaan |
---|---|---|---|---|
00000000083 | 297.63092 ABU d | Dapat dipinjam | Perpustakaan Lantai 3 - Mahkamah Konstitusi RI | Tersedia
pesan |
Tag | Ind1 | Ind2 | Isi |
001 | INLIS000000000006483 | ||
005 | 20221018015142 | ||
008 | 221018################|##########|#ind## | ||
020 | # | # | $a 9793674032 |
035 | # | # | $a 0010-0520006483 |
041 | $a ind | ||
082 | # | # | $a 297.63092 |
084 | # | # | $a 297.63092 ABU d |
100 | 0 | # | $a Abul Fida Muhammad Ezat |
245 | 1 | # | $a Dan Rasulullah pun menangis /$c Abul Fida Muhammad Ezat |
250 | # | # | $a Cet. 1 |
260 | # | # | $a Jakarta :$b Abacus,$c 2003 |
300 | # | # | $a xlviii, 266 hlm.; 20.5 cm ; $c 20.5 cm |
520 | # | # | $a Tangis terkadang identik dengan kecengengan, kerapuhan, dasn pelbagai identitas yang dikaitkan dengan kelemahan jiwa. Itulah sebabnya tangis sering dikesankan negatif. Akan tetapi pada kenyataannya linangan air mata terkadang menjadi bagian dari proses penenangan jiwa. Dalam tangis seseorang terkadang menemukan kepuasan dan kesyahduan. Tentu, tangis bukan sembarang tangis. Ibnu Qoyyim membagi tangis ke dalam sepuluh macam. Ada tangis kasih sayang, tangis takut dan khawatir, tangis cinta dan rindu, tangis gembira dan bahagia, tangis terkejut karena sesuatu yang menyakitkan, tangis sedih, tangis lemah dan tidak mampu, tangis kemunafikan, tangis palsu, dan tangis solidaritas. Tangis bukan hanya milik orang-orang awam Para nabi dan orang-orang saleh pun menangis. Air mata mereka laksana biji-biji mutiara yang indah tercurah menyenandungkan tasbih-tasbih ilahi. Air mata mereka mengalir dari hati terdalam. Inilah air mata rasa takut (khauf), cinta (hubb), dan pengharapan (raja'). Tangisan Rasulullah tidak beda dengan tertawanya. Tidak tersedu-sedu, juga tidak keras suaranya. Seperti juga tertawa beliau yang tidak cekikikan. Namun air matanya mengucur deras. Tangisnya satu waktu karena kasihan, di waktu yang lain karena khawatir pada umatnya, dan karena takut pada Allah pada kali yang lain. Inilah tangisan penuh rida, cinta, dan pengagungan. |
650 | 4 | $a 1. Islam | |
990 | # | # | $a 00083/MKRI-P/I-2005 |
990 | # | # | $a 00083/MKRI-P/I-2005 |
990 | # | # | $a 00083/MKRI-P/I-2005 |
990 | # | # | $a 00083/MKRI-P/I-2005 |
Content Unduh katalog
Karya Terkait :