![](../uploaded_files/sampul_koleksi/original/Monograf/tdkada.gif)
Judul | Sepi pun menari di tepi hari : cerpen pilihan Kompas, 2004 |
Pengarang | Sepi pun menari di tepi hari |
EDISI | Cet. 1 |
Penerbitan | Jakarta Kompas 2004 |
Deskripsi Fisik | xli, 180 p.: ill. ;21 cm |
ISBN | 9797091376 |
Subjek | Puisi Indonesia |
Abstrak | Angka 13 memang bukan angka istimewa, tetapi juga-meski bagi sebagian orang dianggap sebagai angka sial-bukan simbol kemalangan. Kalaupun pada tahap awal tim juri yang bertugas memilih cerpen-cerpen yang akan dibukukan dalam kumpulan (ke-13) Sepi pun Menari di Tepi Hari: Cerpen Pilihan Kompas 2004 ini mengalami kesulitan memenuhi jumlah minimal karya-karya yang dinominasikan, itu adalah soal lain. Kenyataan bahwa hanya delapan naskah yang langsung masuk nominasi-didukung minimal empat dari tujuh anggota juri-dari paling tidak 15 cerpen yang akan dibukukan, tentu saja ini tak disangkut-paut dengan stigma negatif terhadap angka tiga belas. Ke-16 yang dimaksudkan adalah; Sepi pun Menari di Tepi Hari (Radhar Panca Dahana); Jaring Laba-laba (Ratna Indraswari Ibrahim); Dua Wanita Cantik (Jujur Prananto); Suatu Hari di Bukan Desember 2002 (Sapardi Djoko Damono); Bunga Jepun (Putu Fajar Arcana); Surat Keramik (Herlino Soleman); Pelajaran Pertama bagi Calon Politisi ( Kuntowijoyo); Laki-laki yang menusuk Bola Matanya (Yanusa Nugroho); Kabar dari Bambang (Ratna Indraswari Ibrahim); Semakin dan Semakin ke Barat (Budiarto Danujaya); Mati Sunyi (Cok Sawitri); Keroncong Cinta (Agus R Sarjono); Liang (Indra Tranggono); Gadis Kecil dan Perempuan yang Terluka (Puthut EA); Seperti Gerimis yang MEruncing Merah (Triyanto Triwikromo); Cakra Punarbhawa (Wayan Sunarta) |
Bahasa | Indonesia |
Bentuk Karya | Tidak ada kode yang sesuai |
Target Pembaca | Tidak ada kode yang sesuai |
No Barcode | No. Panggil | Akses | Lokasi | Ketersediaan |
---|---|---|---|---|
00000005625 | 811/HAR/S | Dapat dipinjam | Perpustakaan Lantai 3 - Mahkamah Konstitusi RI | Tersedia
pesan |
Tag | Ind1 | Ind2 | Isi |
001 | INLIS000000000006975 | ||
005 | 20200508203759 | ||
008 | 200508||||||||| | ||| |||| ||ind|| | ||
020 | $a 9797091376 | ||
035 | 0010-0520006975 | ||
041 | $a ind | ||
082 | 0 | $a 811 | |
084 | $a 811/HAR/S | ||
100 | 0 | $a Sepi pun menari di tepi hari | |
245 | 0 | 0 | $a Sepi pun menari di tepi hari : cerpen pilihan Kompas, 2004 |
250 | $a Cet. 1 | ||
260 | $a Jakarta $b Kompas $c 2004 | ||
300 | $a xli, 180 p.$b : ill. ;$c 21 cm | ||
520 | $a Angka 13 memang bukan angka istimewa, tetapi juga-meski bagi sebagian orang dianggap sebagai angka sial-bukan simbol kemalangan. Kalaupun pada tahap awal tim juri yang bertugas memilih cerpen-cerpen yang akan dibukukan dalam kumpulan (ke-13) Sepi pun Menari di Tepi Hari: Cerpen Pilihan Kompas 2004 ini mengalami kesulitan memenuhi jumlah minimal karya-karya yang dinominasikan, itu adalah soal lain. Kenyataan bahwa hanya delapan naskah yang langsung masuk nominasi-didukung minimal empat dari tujuh anggota juri-dari paling tidak 15 cerpen yang akan dibukukan, tentu saja ini tak disangkut-paut dengan stigma negatif terhadap angka tiga belas. Ke-16 yang dimaksudkan adalah; Sepi pun Menari di Tepi Hari (Radhar Panca Dahana); Jaring Laba-laba (Ratna Indraswari Ibrahim); Dua Wanita Cantik (Jujur Prananto); Suatu Hari di Bukan Desember 2002 (Sapardi Djoko Damono); Bunga Jepun (Putu Fajar Arcana); Surat Keramik (Herlino Soleman); Pelajaran Pertama bagi Calon Politisi ( Kuntowijoyo); Laki-laki yang menusuk Bola Matanya (Yanusa Nugroho); Kabar dari Bambang (Ratna Indraswari Ibrahim); Semakin dan Semakin ke Barat (Budiarto Danujaya); Mati Sunyi (Cok Sawitri); Keroncong Cinta (Agus R Sarjono); Liang (Indra Tranggono); Gadis Kecil dan Perempuan yang Terluka (Puthut EA); Seperti Gerimis yang MEruncing Merah (Triyanto Triwikromo); Cakra Punarbhawa (Wayan Sunarta) | ||
650 | 0 | $a Puisi Indonesia |
Content Unduh katalog
Karya Terkait :